"Pengisian Bendungan Gongseng dilaksanakan secara bertahap agar dapat memantau perilaku bendungan secara intensif. Selama pelaksanaan yang membutuhkan waktu 63 hari, air tetap dialirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bagian hilir bendungan. Agus menambahkan, masyarakat Kabupaten Bojonegoro mayoritas hidup dari pertanian dan industri yang sangat membutuhkan air."
Surabaya-Bendungan Gongseng yang terletak di Desa Papringan, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro secara bertahap mulai diisi air. Saat ini progres fisik pembangunannya telah mencapai 94,55 persen dan mulai dilakukan impounding. Sementara, peresmiannya direncanakan pada Desember 2021 mendatang.
Kepala BBWS Bengawan Solo Agus Rudyanto mengatakan, bendungan berkapasitas 22,43 juta meter kubik ini bisa bermanfaat sebagai irigasi seluas 6.191 hektar, penyediaan air baku 300 liter per detik. Kemudian, konservasi pariwisata, reduksi banjir hingga 133,27 meter kubik per detik serta sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,7 mega watt.
"Bendungan Gongseng telah memasuki akhir pekerjaan konstruksi selama 7 tahun sehingga diperlukan pengisian awal sebagai salah satu persyaratan pengoperasian bendungan," kata Agus dikutip dari laman Ditjen SDA Kementerian PUPR BBWS Bengawan Solo, Rabu (22/9/2021).
Pengisian Bendungan Gongseng dilaksanakan secara bertahap agar dapat memantau perilaku bendungan secara intensif. Selama pelaksanaan yang membutuhkan waktu 63 hari, air tetap dialirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bagian hilir bendungan. Agus menambahkan, masyarakat Kabupaten Bojonegoro mayoritas hidup dari pertanian dan industri yang sangat membutuhkan air. "Selain sebagai sumber air baku, Bendungan Gongseng dapat diandalkan saat musim kemarau tiba," ucapnya.
"Selain sebagai sumber air baku, Bendungan Gongseng juga dapat menjadi salah satu destinasi wisata," imbuh Agus. Perlu diketahui, pengerjaan Bendungan Gongseng dilaksanakan mulai tahun 2013 dan direncanakan selesai pada tahun 2021. Menggunakan dana APBN senilai Rp 574 miliar.
Di kesempatan yang sama, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam sambutan peresmian menyampaikan, lamanya pengerjaan pryek tersebut, menurut Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, disebabkan oleh persoalan sosial yang berlarut-larut.
Keselamatan warga di sekitar lokasi bendungan, relokasi dan pengadaan lahan menjadi kendala sehingga proses pembangunan Bendungan Gongseng memakan waktu yang terbilang lama.
Anna berharap, untuk pengerjaan Karangnongko Barrage maupun Waduk Pejok, permasalahan serupa tidak lagi menjadi kendala.
“Saya harap kesadaran masyarakat Bojonegoro tumbuh, terutama manfaat dari infrastruktur sumber daya air bagi penyediaan air dan pengendalian banjir,” kata Anna dalam sambutannya saat peresmian impounding Bendungan Gongseng.
Kabupaten Bojonegoro menurut Anna merupakan lumbung pangan ketiga terbesar di Jawa Timur. Selisih produksi padi dengan Kabupaten Ngawi sebagai lumbung pangan terbesar, hanya sekitar 1.600 ton.
Baku sawah di Kabupaten Bojonegoro yang lebih luas dari kabupaten Ngawi, namun karena letaknya di hilir Bengawan Solo, maka Bojonegoro sering kesulitan air di musim kemarau. Sebaliknya, di musim penghujan sering mengalami banjir.
“Semoga perhatian pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur sumber daya air melalui BBWS Bengawan Solo, Bojonegoro tidak hanya dapat menyimpan air tapi juga mengendalikan daya rusak air,” harap Anna.
Dibangunnya Bendungan Gongseng ini juga diharapkan dapat mengurangi terjadinya bencana banjir wilayah Kabupaten Bojonegoro yang setiap tahun nya mengenangi sawah dan sekitarnya. Pada musim hujan, Bendungan Gongseng difungsikan sebagai waduk tadah hujan dan pengendali banjir. (red/yok)
0 COMMENTS