Selain itu, Pemprov Jatim juga memberikan bantuan tangki air untuk warga Dusun Banyuripan, Desa Duri, Kecamatan Slahung.
"Ini salah satu langkah antisipasi menghadapi puncak kemarau," tutur Khofifah saat ditemui di lokasi, Minggu (7/7/2019).
Pantauan detikcom, kedatangan Khofifah disambut oleh warga. Mengenakan baju putih, Khofifah tampak tak segan menyalurkan air bersih dari tangki ke jeriken warga sembari berdialog dengan warga setempat. 

Khofifah menambahkan dengan penyediaan tangki diharapkan masyarakat tidak perlu lagi kelimpungan mencari keberadaan mobil tangki air. 
"Kalau di sini sudah ada tangki kan, tinggal ke sini lihat ada air atau tidak. Kalau tidak tinggal konfirmasi kapan bisa diisi lagi," terang dia. 
Pihaknya sudah bersinergi dengan Pemkab Ponorogo untuk plotting area mana saja yang kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih. 
Langkah selanjutnya, lanjut Khofifah, dilakukan uji coba sumur yang berjarak 2 kilometer dari tempat tangki. Jika nanti hasil uji coba sumur berhasil maka akan dilakukan pipanisasi dan bakal disambungkan ke tangki yang berada di Dusun Banyuripan. 
"Seluruh Jatim ada 24 kabupaten yang mengalami kekeringan, paling parah di Tuban, diikuti Lamongan dan Pacitan," paparnya. 

Sementara itu, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menjelaskan untuk bumi reog ada 12 desa yang mengalami kekeringan. Serta ada 59 desa yang krisis air.

"Ada yang ada airnya tapi debitnya kecil, di 59 desa tadi," imbuh dia. 

Pihaknya juga sudah melakukan rapat dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Solo untuk menyusun Detail Engineering Design (DED) pada Tahun 2021 dari Waduk Bendo bisa mengalirkan air ke desa-desa yang membutuhkan air bersih. 

"Waduk Bendo itu debit airnya tinggi sekali, jadi untuk mensuplai air bersih ke 12 desa dan 59 desa ini tentu cukup mampu," tukasnya.